Selasa, 20 September 2011

Apa itu Jurnalisme Warga??


Oleh: Bapak Agus Sudibyo (14/09/2011)



Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengubah format dan karakteristik jurnalisme. Pada era jurnalisme tradisional, wartawan memiliki semacam hak khusus untuk menjalankan tugasnya dalam mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi kepada warga. Kini di era media internet setiap anggota masyarakat secara praktis dapat menjalankan fungsi sebagai  wartawan dan mengelola media sendiri. Keikutsertaan warga dalam berperan aktif  menyumbangkan informasi melalui media internet dikenal dengan Citizen Journalism.

Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan kegiatan jurnalistik yang menempatkan warga sebagai subyeknya, dimana warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses pencarian, pengolahan dan penyajian informasi. Dalam jurnalisme warga ini, setiap orang dapat menjadi informan sekaligus jurnalis.  Warga juga tidak hanya menjadi penonton, namun menjadi peserta aktif dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.

Munculnya juranalisme warga di latarbelakangi  oleh praktek media massa modern saat ini mayoritas tidak bisa memberikan feedback. Ruang media sebagai ruang publik deliberatif yang harusnya bisa membantu masyarakat menyelesaikan masalahnya seperti masalah kemiskinan, kebodohan dan korupsi mulai tidak dijalankan, karena media massa hanya mengangkat masalah-masalah kepermukaan namun tidak untuk diselesaikan tapi untuk dikomoditasi. Komoditasi bisa saja dilakukan media karena media juga membutuhkan rating, tapi masalah-masalah yang di angkat harus diselesaikan juga. 


Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya jurnalisme wraga. Faktor lain yang membentuk jurnalisme warga yaitu:

1.  Keterbatasan media dalam menangkap berbagai realitas yang majemuk, penting dan signifikan.

2.   Masyarakat hanya sebagai penonton pasif, bukan pelaku peristiwa.
3.   Keterbatasan akses warga ke media.
4.   Masyarakat hanya sebagai penonton pasif, bukan pelaku peristiwa.


Terlepas dari faktor terbentuknya jurnalisme warga tersebut, saat ini media massa mengalami autisme media yaitu media asyik dengan dirinya sendiri. Media menentukan skala prioritas pemberitaan berdasarkan agenda, nilai, orientasi dan keyakinannya sendiri, bukan berdasarkan minat, kepentingan dan kebutuhan pembacanya.

Oleh karena itu dengan adanya jurnalisme warga ini, publik tidak hanya akan menajdi penonton pasif tapi juga secara aktif dapat terlibat dalam mencari, mengelola dan menyajikan berita. Media televisi, radio dan media online juga kini memberikan kesempatan kepada pendengarnya maupun pembacanya untuk memberikan komentar dan berinteraksi satu sama lain. Namun kegiatan jurnalistik oleh warga ini ada baiknya menerapkan kode etik jurnalistik karena media merupakan ruang publik sosial yang memiliki etika dan prinsip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar